tellisik.id
Di sebuah kampung di Kabupaten Konoha, hiduplah sepasang suami istri yang memiliki anak gadis berparas aduhai cantik.
Profesi dari Bapak anak gadis itu adalah kepala sekolah dasar di negeri Konoha.
Kembali kepada anak gadisnya yang berparas cantik tadi, saking aduhai parasnya, banyaklah pemuda kampung berusaha menarik simpati sang anak gadis tersebut.
Dari sekian banyak yg berusaha mendekati si Gadis, beruntung sekali nasib Sekretaris kampung itu, sebagai pejabat ditingkat kampung, apalagi berstatus Bujang, dialah yang memenangkan kompetisi dan bisa menyunting gadis cantik putri sang kepala sekolah.
Hari berganti hari ,Bulan berganti bulan dan tahun, suatu ketika pasangan suami istri anak dan mantu sang Kepsek datang mengutarakan maksud tujuan untuk meminjam Uang untuk buat Rumah.
Sang kepsek setuju untuk.membantu anak dan mantu meminjamkan uang dengan syarat diangsur tiap bulan.(mungkin sang kepsek gadai Gajinya di Bank).
Seiring waktu ternyata penghasilan sang mantu yang hanya sekdes, tak mampu menutupi angsuran itu, maklum dengan gaji hanya dua jutaan ga cukup bayar angsuran dan biaya hidup.Sang mantu memutuskan berhenti jadi sekdes dan mencoba peruntungan di Ibukota, dan Alhamdulillah dapat pekerjaan di Salah satu lembaga perbankan di Jakarta.
Dua tahun berlalu meski setiap bulan kiriman lancar dari sang suami, baik untuk kebutuhan sehari hari dan bayar hutang buat rumah ke mertua.tapi sang istri merasa kesepian.
Meski uang lancar namun tak bisa dipungkiri hasrat terpendam kebutuhan batin makin lama makin memuncak dan tidak ada penyaluran.
Gayung bersambut, ditengah hasrat memuncak, dia bertemu bujang tingting aggota BPK kampung itu.,sehingga malam.itu malam.jumat yg katanya malam sunnah rasul, hasrat yang selama ini terpendam akhirnya meletus laksana lahar merapi.
Apes disaat lahar selesai meletus warga tau dan memergoki keduanya tengah berpacu andrenalin, sekitar jam 3 Subuh. warga heboh namun karna subuh warga tak.jadi mengarak keduanya..
Untuk.menutup malu dan aib sang bapak kepsek, besok nya langsung menikahkan kedua pasangan yang terpergok warga. meskipun anak mantunya sedang merantau., entah sah entah tidak yang pasti malam ini kambing yang jadi korban di sembelih untuk permakanan alasan bersih desa.
Kasian amatlah mantunya berjuang di Ibukota, buat bayar utang pembuatan rumahnya. tapi di kamar rumahnya istrinya di garap si bujang tingting.
Cerita ini fiktif, kesamaan nama dan lokasi hanya kebetulan saja.(Fikri)